Bagi anda yang suka dengan wisata sejarah kota bengkulu, sangatlah pas untuk di kunjungi, berikut adalah ringkasan beberapa obyek wisata sejarah yang ada di kota Bengkulu.
1. RUMAH PENGASINGAN SOEKARNO
Rumah pengasingan Soekarno di Bengkulu, terletak di Jalan Jeruk yang sekarang berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Lokasinya di pusat kota akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi.
Di rumah pengasingan Soekarno ini, wisatawan dapat melihat benda peninggalan antara lain foto-foto, sepeda asli Bung Karno, kostum tonil Monte Carlo, perabot, dan buku-buku. Dari pantauan, sebagian besar koleksi foto Bung Karno potret aktivitas keseharian di Bengkulu dengan grup sandiwara atau tonil Monte Carlo. Lalu terdapat juga foto-foto Bung Karno bersama Ibu Fatmawati dan sahabat lainnya yang mengunjunginya selama menjalani pengasingan. Selain koleksi foto, rumah bersejarah tersebut juga menyimpan 303 judul buku yang menjadi bacaan Bung Karno selama pengasingan. Ironisnya ada sebanyak 100 buku sudah tidak bisa dibaca, karena kondisinya sudah usang dimakan usia.
Rumah pengasingan ini ukuran aslinya adalah 162 m² dengan bangunan 9 x 18 m. Bentuk bangunannya empat persegi panjang. Memiliki halaman yang cukup luas dengan atap berbentuk limas. Pintu utamanya berdaun ganda berbentuk persegi panjang dengan jendela persegi panjang berhias kisi-kisi. Belum diketahui kapan rumah ini pertama kali didirikan namun diperkirakan dibangun awal abad ke-20.
2. BENTENG MARLBOROUGH
Benteng Marlborough merupakan salah satu obyek wisata sejarah andalan yang di miliki provinsi Bengkulu. Benteng peninggalan Inggris awal abad ke 18 ini di bangun oleh East Indian Company sekitar kurang lebih enam tahun ( 1713 - 1719 ) di bawah pimpinan Gubernur Joseph Callet ketika berkuasa di Bengkulu.
Secara keseluruhan, benteng yang bangunanya menyerupai kura - kura ini berdiri di atas tanah seluas 44.100 meter persegi dan menghadap ke selatan.
Selain itu, benteng yang pernah menjadi tempat penahanan Bung Karno ini juga di gunakan untuk tempat tinggal oleh para petinggi militer Inggris.
Pada tahun 1792 terdapat kurang lebih 90 pegawai sipil dan militer tinggal dan bekerja dalam benteng ini. secara fungsional benteng ini akhirnya lebih menyerupai hunian dalam kota kecil dari pada pusat pertahanan militer dan kantor perdagangan. hal ini bisa di lihat dari catatan - catatan yang terkait dengan perkawinan, pembaptian, dan kematian sang masih tersimpan rapi di dalam benteng.
Pada zaman dahulu, benteng ini juga memiliki terowongan bawah tanah yang di gunakan untuk pintu keluar. di antaranya adalah terowongan yang menuju ke pantai panjang, tapak padri, dan gedung daerah, tetapi karena tidak terpelihara, trowongan - trowongan akhirnya tertutup sendirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar