Goa Ronggeng terletak di perbukitan kapur ujung barat Pulau
Nusakambangan yaitu daerah Pelawangan, untuk menuju goa ini dapat
menggunakan kapal / perahu Compreng dari Dermaga Lomanis / Sleko atau
Dermaga Wijayapura dengan jarak tempuh sekitar 2 jam atau biasa lewat
Majingklak dengn perahu Compreng sekitar 30 menit dilanjutkan dengan
jalan kaki sekitar 10 menit sampai ke mulut goa, jarak dari pantai
sekitar 400 m dengan mendaki bukit.
Goa Ronggeng yang konon diketemukan oleh Penjajah Belanda pada tahun
1830-an saat Belanda mengejar sisa – sisa laskar prajurit Pangeran
Diponegoro, dia singgah karena ombak laut daerah pelawangan sangat
besar.
Disebut goa Ronggeng konon menurut legenda zaman dulu ada kesenian
rakyat pasundan yaitu Ronggeng atau Ledek yang mencari nafkah dengan
cara mbarang / meminta – minta. Pada saat itu ada orang yang ingin
menanggapnya dan dibawa menyeberang perahu gethek dari bambu tapi
karena ombak terlalu besar penumpang tenggelam di Selat Indralaya dan
hilang menjadi batu ronggeng. Sayang batu ronggengnya telah dihancurkan
oleh para penambang batu liar, sehingga pada malam – malam tertentu
sering terdengar suara gamelan berbunyi sedang mengiringi penari
ronggeng disekitar bukit, maka goa tersebut disebut Goa Ronggeng.
Goa tersebut memiliki panjang sekitar 60 m dan lebar 10 s/d 20 m,
terdapat lobang yang konon tembus sampai ke laut. Di dalamnya terdapat
Stalaktit dan Stalakmit yang cukup indah dan ada Stalakmit yang mirip
patung seorang penari putri dan stalaktit berupa selendang menghiasi
di dalam goa. Terdapat tempat tidur, disamping itu juga ada ruangan di
atas konon dulu ada tangganya untuk naik ke atas. Namun sayang goa yang
indah itu di dalamnya dipenuhi Lumpur yang sudah menjadi tanah sehingga
perlu digali.
Di dalam goa ada beberapa coretan tangan manusia dengan nama khas orang
– orang Belanda pada tahun 1840 an dan tempat tersebut konon ditempati
juga para prajurit kraton Mataram untuk menjaga keluar masuknya kapal
dan perahu ke perairan Segara Anakan. Tidak jauh dari Goa Ronggeng
terdapat sumber air yang konon juga digunakan sebagai tempat mandi
prajurit Belanda dan di atas arah utara naik ke bukit 100 m terdapat Goa
Macan atau Goa Biru yang konon lorongnya masih dihuni binatang buas
Harimau Hitam.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon