Di Lombok, untuk untuk berburu kerajinan gerabah tidak hanya di Banyumulek,
Masih ada Penunjak dan Masbagik yang juga bisa kita tuju untuk hunting
oleh-oleh. Penunjak disebut-sebut sebagai penghasil gerabah terbaik di
Lombok. Di tempat ini juga kita bisa melihat proses pembuatan gerabah
dari awal hingga akhir.
Desa Penunjak berada di Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara
Barat, sekitar 1,5 jam dari Mataram. Masyarakat desa ini memiliki
keahlian membuat gerabah secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Biasanya yang membuat gerabah adalah para perempuan, Mereka mempunyai
kemampuan mengkreasikan tembikar serta membuat berbagai macam bentuk
desain yang menarik
Para wanita yang berpengalaman dalam membuat tembikar akan menurunkan
kemampuannya ke generasi berikutnya dalam sebuah upacara tradisi turun
temurun. Seiring dengan banyaknya permintaan ekspor, maka kini tidak
hanya perempuan yang membuatnya, para lelaki-pun turun tangan.
Sekarang
kita bisa melihat kaum wanita dan lelaki bahu membahu bersama-sama
membuat gerabah. Nah, jika di Lombok Tengah ada Penunjak, di Lombok
Timur ada Masbagik yang juga menyimpan potensi yang sama. Dari Mataram,
desa ini dapat ditempuh dengan menggunakan cidomo ataupun kendaraan
bermotor.
Masing-masing daerah di Lombok memiliki ciri tersendiri dalam
mengembangkan kerajinan gerabahnya. Pengrajin di daerah Masbagik
memanfaatkan dekorasi toreh dan motif geometris serta penggunaan kerang
laut yang dimasukkan ke badan gerabah sebagi motif hiasan yang biasa
disebut cukil.
Sedangkan di Penunjak dikenal dengan bentuk cerek atau kendi yang
dikenal dengan nama ceret maling. Disebut begitu karena lubang untuk
memasukkan air berada di bawah sehingga tidak terlihat.
Menurut legenda, ketrampilan masyarakat Lombok dalam membuat gerabah
atau tembikar berawal dari kisah rakyat Dewi Anjani. Suatu hari Dewi
Anjani mengirimkan seekor burung pembawa pesan, manuk bre, untuk
menolong sepasang manusia yang kebingungan saat ingin menanak beras
hasil panen pertama mereka. Burung tersebut membawa pesan untuk
mengajari manusia itu cara mengolah tanah gunung menjadi periuk.
Berawal dari itulah masyarakat Lombok dianugerahi keahlian membuat
gerabah yang kini sudah diekspor untuk memenuhi pasar internasional.
Beberapa pasar luar negeri yang sudah dibidik adalah Belanda, Perancis,
Amerika dan Selandia Baru. Selain itu mereka juga memenuhi permintaan
pasar domestik seperti Bali dan Yogyakarta. Artshop-artshop di sekitar
desa itu juga turut memasarkan hasil kerajinan mereka.
Menurut tradisi sasak, pembuatan gerabah juga memiliki musim dan waktu
khusus. Misalnya pembuatan tempat penyimpan beras (kemberasan) harus
dilakukan pada bulan Maulid atau bertepatan dengan kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Kemberasan juga harus dibuat oleh wanita hamil.
Sebelum memulai, si pembuat harus terlebih dahulu menyiapkan persyaratan
berupa segenggam gerabah, secarik kain tenun, koin China kuno, dan
sirih yang semuanya dimasukkan kedalam keranjang. Ini bertujuan agar
kemberasan yang dibuat dapat memberikan kesejahteraan bagi si pengguna.
Cerita dibalik pembuatan kemberasan ini juga turut mempengaruhi desain
pada sejumlah gerabah yang memiliki arti religius. Gerabah dianggap
memiliki kekuatan magis penolak bala.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon