Di sinilah eksotisme sejarah berusia ribuan tahun telah berharmoni
bersama keindahan dan sejuknya udara pegunungan. Kompleks Candi Arjuna
adalah candi bercorak Hindu peninggalan abad ke-7 yang teguh menantang
dinginnya cuaca di Dataran Tinggi Dieng,
Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Mengunjungi Kompleks Candi Arjuna
di ketinggian sekira 2.093 m dpl, mungkin dapat jadi pilihan wisata
budaya dan wisata alam sekaligus.
Hawa dingin pegunungan sudah akan terasa menggigit kulit setibanya di
pintu masuk kawasan Kompleks Candi Arjuna. Terlebih
lagi, kalau hujan baru saja selesai mengguyur tanah tempat bersemayamnya para
dewa tersebut. Tak ayal, gugusan pegunungan dan bukit-bukit yang gagah
sebagai latar belakang candi pun tertutup kabut. Semakin siang, kabut
kian surut dan hilang menampilkan pemandangan utuh gunung yang nampak
hijau di kejauhan. Seolah tak terpengaruh segala perubahan cuaca dan
musim selama ribuan tahun lamanya, beberapa candi yang berada dalam satu
kompleks itu tetap kokoh berdiri.
Dibangun pada 809 M, Kompleks Candi Arjuna merupakan candi hindu tertua
di Pulau Jawa dan tempat pemujaan Dewa Siwa. Hal ini didasarkan
keberadaan Lingga dan Yoni di dalam candi utama. Selain itu, ditemukan
pula beberapa arca, seperti Dewi Durga, Ganesha, dan Agastya yang kini
tersimpan di Museum Kailasa.
Kompleks Candi Arjuna terdiri dari 5 candi yaitu, Candi Arjuna, Candi
Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, dan Candi Puntadewa. Secara
arsitektur, Candi Arjuna mirip dengan candi di India selatan dan diduga
mendapat pengaruh dari budaya India. Candi-candi yang terbuat dari
batuan andesit tersebut tidak memiliki banyak relief pada dindingnya.
Hanya ada relief ketiga Dewa Trimurti yaitu Siwa, Wisnu, dan Brahma yang
dipahatkan di Candi Srikandi dan bukannya di candi utama.
Kompleks Candi Arjuna ini ditemukan pertama kali tahun 1814 oleh seorang
tentara Inggris, yaitu van Kinsbergen. Saat ditemukan, candi-candi
tersebut terendam air rawa-rawa, berbeda dari kebanyakan candi lain yang
biasanya terendam tanah. Proses pengeringan air rawa baru dimulai lebih
dari 40 tahun kemudian. Rumput hijau seperti karpet tampak tumbuh subur
di pelataran candi, membingkai kerikil yang memenuhi pelataran terdekat
dengan candi.
Tidak diketahui secara pasti siapa yang memberi nama candi-candi
tersebut. Akan tetapi, hal yang pasti adalah bahwa nama-nama candi
tersebut diberi nama sesuai tokoh pewayangan. Candi Arjuna adalah candi
utamanya yang berhadapan dengan Candi Semar dengan bentuk memanjang
beratap limasan. Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra
berjejer ke samping sebelah kirinya.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon