Keunikan dan Keindahan Pohon Bunut Bolong- Bali

Bunut Bolong adalah kawasan wisata alam yang terletak di daerah pegunungan yang termasuk wilayah desa Manggissari, kecamatan Pekutatan, kabupaten Jembrana. Untuk mencapai Bunut Bolong dari ibukota Denpasar menempuh jarak sekitar 86 km. Sebagai daerah tujuan wisata Bunut Bolong masih sangat alami dan asri. Sarana dan prasarana yang mendukungnya masih kurang memadai seperti penginapan, rumah makan, area parkir, toilet dan lain-lain belum tersedia. Namun kondisi jalan yang dilalui sangat bagus karena merupakan jalan tembus ke kabupaten Buleleng.



Bunut Bolong merupakan sebatang pohon bunut yang tumbuh tepat berada di atas jalan aspal. Pohon Bunut tersebut sejenis tumbuhan yang beranting dan keberadaannya sangat besar. Selain itu pohon ini mempunyai keunikan di mana pada bagian tengahnya terdapat lubang yang lebarnya selebar jalan. Dengan bentuknya yang penuh dengan lekukan-lekukan menambah daya tarik dari Bunut Bolong itu. Di depan bagian selatan dari pohon bunut itu terdapat sebuah tempat suci yaitu Pura Pujaangga Sakti.



Di samping sebagai tumbuhan yang alami, Bunut Bolong juga mempunyai nilai magis menurut keyakinan masyarakat di sekitarnya. Selain keunikan dari Bunut Bolong itu sendiri, di bagian baratnya terdapat hamparan hutan yang membentang dari selatan ke utara dan di sebelah timurnya terdapat perkebunan cengkeh. Dengan adanya hutan dan perkebunan cengkeh tersebut menjadi pemandangan yang menawan. Udara dan suasana yang sejuk serta nyaman di Bunut Bolong membuat setiap pengunjung betah untuk tinggal. Pengunjung yang datang ke kawasan wisata ini baik wisatawan mancanegara maupun nusantara, selain menyaksikan pohon bunut juga menikmati kesejukan udara pegunungan sambil memandang keindahan perkebunan cengkeh.



Mengenai asal usul Bunut Bolong beserta pura Pujaangga Sakti belum diketahui secara pasti. Namun menurut legendanya, dahulu di sana terdapat sebuah Tawulan (batu besar) di mana ketika Dang Hyang Sidhi Mantra lewat beliau melakukan semadi di tempat itu. Masyarakat setempat yang melihat beliau dan memujanya kemudian membangun sebuah lingkungan pura di tempat tersebut. Lingkungan pura itu diberi nama Pura Pujaangga Sakti. Ketika desa Manggissari mulai dibangun sekitar tahun 1928 terjadi beberapa kejadian aneh. Penduduk yang pada mulanya menetap di sebelah utara Bunut Bolong dan sebelah selatan kuburan terserang wabah penyakit. Kemudian ada Pewuwus (petunjuk) yang didapat dari Pura Pujaangga Sakti, agar penduduk dipindahkan ke sebelah selatan dari Bunut Bolong. Hal tersebut dipatuhi penduduk sehingga mereka menjadi selamat. Dengan latar belakang kejadian tersebut, maka Bunut Bolong dan daerah sekitarnya diyakini masyarakat setempat memiliki nilai religius. Hingga saat ini lingkungan Pura Pujaangga Sakti diayomi oleh masyarakat desa Manggissari.



Previous
Next Post »
Thanks for your comment